Jumat, 02 Maret 2012

Mangkuk Kayu untuk Ayah dan Ibu

Seorang kakek harus tinggal dengan anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini sangat rapuh dan sering bergerak tak menentu, penglihatannya buram dan berjalannyapun sulit. Keluarga ini biasa makan bersama diruang utama. Sering si orangtua ini mengacaukan suasana makan. Tangannya yang bergetar dan matanya yang rabun membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Anak dan menantunya sangat gusar. "Kita harus melakukan sesuatu", ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan segala sesuatu untuk Pak Tua ini".

Lalu kedua suami istri tersebut membuatkan sebuah meja kayu dan meletakkanya disudut ruangan. Disana sang kakek akan duduk makan sendirian, karena sering memecahkan piring, mereka memberikan mangkuk kayu untuk sang kakek. Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam, terdengar isak tangis dari sudut ruangan. Ada air mata mengalir dari gurat keriput sang kakek. Namun kata yang sering diucapkan pasangan tersebut omelan agar jangan menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun hanya melihat dalam diam.

Suatu malam, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang bermain dengan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu, "Kau sedang apa, Nak?" Jawab anak itu, "Aku sedang membuat meja dan mangkuk kayu. "Untuk siapa?", tanya sang ayah lagi. Jawab sang anak, "Untuk ayah dan ibu, jika aku sudah besar kelak akan aku letakkan disudut dekat meja tempat kakek makan sekarang". Anak itu tersenyum dan melanjutkan bermain.

Jawaban itu membuat suami istri itu terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Airmata mengalir di pipi mereka. Walaupun tanpa kata-kata. Malam itu juga mereka menuntun sang kakek untuk makan malam bersama dimeja makan lagi. Tidak ada lagi omelan pada saat piring jatuh, atau saat makanan tumpah di meja.

Maka marilah kita selalu memberi teladan yang baik untuk anak-anak dan orang-orang disekitar kita.

Bersyukur dengan keberadaan orang tua kita apapun kondisinya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar